Budidaya Terung Dari Penanaman Pemeliharaan Sampai Panen Hasil

Budidaya terung dari penanaman pemeliharaan sampai panen hasilBudidaya terung dari penanaman pemeliharaan sampai panen hasil. Terung dapat ditanam pada berbagai musim, namun lebih cocok bila ditanam pada awal musim kemarau. Pada musim hujan, tanaman terung lebih banyak ditanam di lahan kering dan tanah pekarangan.

Persiapan lahan biasanya dilakukan lebih awal, sebelum pelaksanaan pembibitan terung. Hal ini dimaksudkan agar pada saat tanam bibit, lahan telah selesai dikerjakan dengan sempurna. Pada kondisi normal, bibit yang telah berumur ± 21 hari setelah sebar benih dapat dipindah ke lahan perta­naman.

  1. Pola Tanam

Budidaya terung dari penanaman pemeliharaan sampai panen hasil tak lepas dari pola tanam. Tanaman terung sebaiknya ditanam secara monokultur agar lebih mudah dalam melakukan perawatan tanaman, terutama vang berkaitan dengan pe­nyiangan, pemupukan, serta pengendalian hama dan penyaklit.

Mengingat https://id.wikipedia.org/wiki/Terung  tanaman terung memiliki tajuk yang lebar, maka penanaman dengan pola tanam segi tiga lebih baik dibanding pola segi empat ( berhadapan ). Sistem pola tanam segi tiga akan mengurangi terjadinva tumpang-tindih antar tajuk tanaman, sehingga seluruh bagian tanaman dapat memperoleh sinar matahari secara penuh.

  1. Pembuatan Lubang Tanam

Budidaya terung dari penanaman pemeliharaan sampai panen hasil pada usaha budi daya terung bermulsa plastik mula-mula dibuat lubang pada mulsa plastik tersebut dengan alat bantu berupa kaleng bekas berdiameter 8 cm — 10 cm yang dilengkapi dengan pegangan tangan. Adapun sistem kerjanya dapat dijelaskan sebagai berikut :

  1. Masukkan bara arang ke dalam kaleng bekas yang akan digunakan sebagai alat pelubang mulsa plastik dan tunggu hingga bagian dasar kaleng terasa panas.
  2. Tempelkan dasar kalengyang panas tersebut pada mulsa plastik tepat pada titik yang telah ditentukan, hingga akhirnya mulsa plastik meleleh dan terbentuk lubang.

Tips Budidaya Buah Anggur Sebagai Tambahan Penghasilan Keluarga!

Selanjutnya, tepat pada mulsa plastik yang berlubang tersebut, dibuatlah lubang tanam dengan alat bantu yang terbuat dari bambu (soled). Lubang tanam dibuat sebatas cukup untuk menempatkan bibit beserta medium tanah­nya, yaitu ± 10 cm.

Budidaya terung dari penanaman pemeliharaan sampai panen hasil

Simak Ini Ya :  https://bobisanjaya.wordpress.com/2017/02/12/dengan-halaman-terbatassempit-sayuran-bisa-ditanam-dan-menghasilkan/

Pada budidaya terung tanpa mulsa plastik, lubang tanam dibuat dengan ukuran yang lebih besar, yaitu dengan diameter ± 17 cm dan kedalaman 20 cm. Pada sistem tanam ini, pupuk anorganik (Urea, ZA, SP-36, dan KCl), diberikan secara bertahap hingga lima kali pemupukan. Adapun pupuk dasar diberikan 3 hari sebelum tanam bibit. Selanjutnya, tanah di sekitar lubang tanam dan pupuk tersebut diaduk-aduk hingga tercampur rata.

  1. Penanaman Bibit

Budidaya terung dari penanaman pemeliharaan sampai panen hasil untuk memperoleh pertumbuhan tanaman yang seragam, maka bibit yang ditanam harus merupakan bibit yang, sehat, tumbuh normal, dan cukup umur (± 21 hari setelah sebar benih). Adapun tahapan penanaman bibit terung dilakukan dengan cara sebagai berikut:

  1. Celupkan bibit beserta medium tanahnya ke dalam larutan Agrimycin pada dosis 1 g: liter air. Perlakuan ini bertujuan untuk mencegah berkem­bangnya bibit penyakit yang mungkin muncul di lahan kebun.
  1. Sobek kantong polibag bibit pada salah satu sisinya ke arah vertikal, kemudian angkat bibit bersama mediumnya dan masukkan ke dalam lubang tanam sebatas leher akar. Lakukan penekanan tanah ke arah akar agar terjadi hubungan erat antara akar dengan tanah serta mencegah terbentuknya rongga-rongga tanah di sekitar akar.

Budidaya terung dari penanaman pemeliharaan sampai panen hasil

Baca Artikel Ini Ya :  https://bobisanjaya.wordpress.com/2017/02/12/budidaya-nangka-cara-pemeliharaan-dan-hasil-panen-yang-menguntungkan/

  1. Tutup lubang tanam dengan tanah sekitar hingga rata dengan permukaan bedengan.
  1. Lakukan penyiraman 2 – 3 kali /hari tergantung pada kondisi cuaca pada saat itu. Usahakan agar kelembapan tanah tetap terjaga. Saat tanaman masih kecil, sebaiknva penyiraman dilakukan dengan cara dikocor atau dengan alat bantu gembor.

Budidaya terung dari penanaman pemeliharaan sampai panen hasil tak lepas dari penanaman bibit terung. Yang sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari, saat sinar matahari belum mencapai intensitas yang optimal. Sehingga dengan demikian, kemungkinan terjadinya layu (stres) dapat diminimalkan.

  1. Penyulaman

Budidaya terung dari penanaman pemeliharaan sampai panen hasil apabila satu minggu setelah tanam, perlu dilakukan pemeriksaan kebun berkaitan dengan adanya kemungkinan tanaman yang mengalami keterlambat­an dalam pertumbuhannya atau bahkan mati. Jika terdapat tanaman yang demikian, harus segera dilakukan penyulaman dengan cara menggantinya dengan bibit terung baru yang memiliki umur sama. Hal ini bertujuan agar pertumbuhan tanaman yang baru tidak jauh tertinggal.

Apabila ada bibit terung mati karena serangan cendawan, maka tanah di sekitar lubang tanamnya harus dibuang dan diganti dengan tanah baru, sebelum ditanami denguan bibit sulaman. Hal tersebut dikarenakan, tanah di sekitar lubang tanam tersebut telah ikut terinfeksi oleh cendawan.

  1. Pemeliharaan Tanaman

Budidaya terung dari penanaman pemeliharaan sampai panen hasil apabila tanaman terung yang telah ditanam di lahan pertanaman masih tetap memerlukan peranan atau pemeliharaan secara rutin, mengingat masih banyaknya kendala yang dapat muncul selama pertumbuhannya hingga tanam­an tersebut berproduksi. Kendala tersebut secara mayoritas berasal dari lingkungan tumbuhnya, seperti misalnya gangguan hama dan penyakit.

Gejala serangan hama dan penyakit pada terung serta cara pengendalian­nya perlu dikuasai secara baik. Sehingga deng,an demikian, tindakan pence­gahan dan pengobatan dini dapat segera diambil keterlambatan dalam pem­berantasan jasad pengganggu, akan dapat berakibat pada penurunan produksi. Adapun kegiatan pemeliharaan tanaman tersebut meliputi pemasangan ajir, pengairan, penyiangan, dan pemupukan susulan seperti di bawah ini :

  1. Pemasangan Ajir

Budidaya terung dari penanaman pemeliharaan sampai panen hasil tidak lepas dari pemasangan ajir. Tanaman terung jenis hibrida memiliki tajuk yang lebar dan berbuah lebat, sehingga diperlukan ajir (penyangga) sebagai penguat tanaman untuk tetap berdiri tegak bila terkena angin atau hujan. Ajir dapat dibuat dari bambu dengan ukuran panjang 1,75 m dan lebarnya 15 cm. Bagian bawah ajir dibuat runcing, sehingga mudah ditancapkan ke dalam tanah.

Budidaya terung dari penanaman pemeliharaan sampai panen hasil

Baca Ini Ya :  https://bobisanjaya.wordpress.com/2017/02/12/manisnya-buah-jeruk-budidaya-hingga-meraup-untung/

Pemasangan ajir sebaiknya dilakukan segera setelah tanam bibit. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari kerusakan akar tanaman bila ajir dipasang setelah tanaman besar.

Ajir dipasang dengan jarak ± 5 cm dari batang tanam­an, dengan cara ditancapkan kuat-kuat agar berdiri kokoh dengan kedalaman ± 10 cm. Setiap satu tanaman terung diberi satu ajir. Untuk mengatur tajuk tanaman di antara ajir tegak diberi belahan bambu (ajir palang) yang dipasang horizontal. Dengan adanya ajir palang tersebut, tajuk tanaman dan buah bisa diatur sedemikian rupa sehingga setiap pekaan daun mendapatkan  penyi­naran secara penuh.

Pengikatan batang (tanaman pada ajir jangan dilakukan terlalu ketat karena bisa menimbulkan luka yang akan mempermudah timbulnya serangan penya­kit. Pengikatan tersebut biasanya dilakukan secara bertahap hingga 3 kali, tergantung pada kondisi tanamannya.

  1. Pengairan

Budidaya terung dari penanaman pemeliharaan sampai panen hasil dan pengairan untuk keperluan hidupnnya, tanaman memerlukan air yang diambil dari dalam tanah oleh akar tanaman. Oleh karena itu, usaha budi daya terung yang dilakukan pada bulan-bulan basah tidak memerlukan pengairan secara intensif, karena air hujan yang diberikan pada tanah sudah cukup untuk me­macu pertumbuhan tanaman.

Sebaliknya, jika tanaman terung dibudidayakan di musim kemarau, maka kegiatan pengairan sangat penting dilakukan, ter­utama pada periode pertumbuhan tanaman yang peka terhadap kekurangan air. Periode-periode kritis terhadap kekurangan air pada tanaman terung, me­liputi periode bibit yang baru ditanam, pembibitan, dan pembentukan buah.

Bibit terung yang baru ditanam di lahan harus mendapatkan pengairan yang cukup agar bibit tersebut tidak mudah layu. Kekurangan air yang terjadi selama periode pembungaan dapat merontokkan bunga sehingga gagal menjadi bakal buah. Demikian pula kekeringan yang terjadi pada fase pembentukan buah, menyebabkan buah menjadi keriput dan masak sebelum waktunya.

  1. Penyiangan

Budidaya terung dari penanaman pemeliharaan sampai panen hasil serta kegiatan penyiangan bertujuan untuk membersihkan semua jenis tanaman pengganggu (gulma) yang tumbuh di sekitar tanaman terung, terutama pada bedengan terung yang tidak ditutup mulsa plastik. Tanaman gulma tersebut harus dikendalikan karena merupakan saingan utama bagi tanaman terung dalam mendapatkan makanan dan air.

Budidaya terung dari penanaman pemeliharaan sampai panen hasil

Simak Artikel Ini Ya :  https://bobisanjaya.wordpress.com/2017/02/12/budidaya-buah-anggur-sebagai-tambahan-penghasilan-keluarga/

Di samping itu, gulma dapat merupakan inang bagi hama dan penyakit penting pada tanaman terung. Frekuensi pe­nyiangan sangat dipengaruhi oleh cara pengolahan tanah, terutama pada lahan pertanaman yang didominasi alang-alang. Pengendalian atau pemusnahan terhadap gulma alang-alang harus dilakukan hingga ke akar-akarnya. Pekerjaan penyiangan umumnya dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan  pendangiran, pembumbunan, dan pemupukan.

Kegiatan pendangiran dan pembumbunan tersebut hanya dilakukan pada usaha budi daya terung tanpa mulsa plastik, sebanyak 5 kali. Sementara, pada usaha budi daya terung sistem mulsa plastik, penyiangan gulma hanya dilakukan di sekitar lubang mulsa plastik dan selokan antar-bedengan.

Budidaya terung dari penanaman pemeliharaan sampai panen hasil tidak lepas dari pencabutan gulma di sekitar lubang tanam harus dilakukan secara hati ­hati sehingga jangan sampai merusak perakaran tanaman terung. Gulma yang tumbuh di bagian tepi bedengan atau selokan bisa dibersihkan dengan menggu­nakan alat cangkul atau kored (talak).

  1. Pemupukan

Budidaya terung dari penanaman pemeliharaan sampai panen hasil juga mengharuskan untuk pemupukan. Tanah yang secara terus-mencrus ditanami, akan mengakibatkan berku­rangnya kandungan unsur hara dalam tanah. Sehingga dengan demikian, akan mengurangi pula tingkat kesuburan tanah.. Oleh karena itu,. pemberian pupuk anorganik pada tanah bertujuan untuk mempertahankan kesuburan tanah agar bisa mencukupi kebutuhan tanaman.

Pemupukan berimbang merupakan salah satu kunci dalam keberhasilan usaha budi daya terung, karena dapat meningkatkan kualitas dan produksinya. Adapun jenis pupuk anorganik yang sering digunakan adalah Urea, ZA, SP-36, dan KCI. Pada budi daya terung, tanpa sistem mulsa plastik, pupuk anorganik diberikan secara bertahap sebagai pupuk susulan. Adapun waktu pemberiannya dapat dilihat dalam Tabel 4.

Campuran pupuk tersebut diberikan dengan jarak ± 5 cm dari batang tanaman. Adapun lubang pupuk dapat dibuat dengan alat bantu tugal. Setelah pupuk dimasukkan ke dalam lubang pupuk. kemudian lubang pupuk tersebut ditutup kembali dengan tanah. Namun, pada usaha budi daya terung dengan mulsa plastik hitam perak, seluruh dosis campuran pupuk diberikan ± 5 hari sebelum tanam bibit, yaitu bersamaan dengan pengolahan tanah yang terakhir.

Budidaya terung dari penanaman pemeliharaan sampai panen hasil

Baca Artikel Ini Ya :  https://bobisanjaya.wordpress.com/2017/02/12/budidaya-buah-semangka-dan-hasil-panen-yang-menggiurkan/

Setelah pemupukan, segera dilakukan pengairan secukupnya agar pupuk cepat larut dan menyatu dengan tanah. Tahap akhir, permukaan bedengan segera ditutup dengan mulsa plastik agar campuran pupuk tersebut tidak menguap. Pada budi daya sistem mulsa plastik, pemberian pupuk susulan hanya bersifat sebagai penunjang jika tanaman terung menunjukkan perkem­bangan yang lambat.

Pemupukan susulan yang diberikan adalah berupa pupuk NPK yang dilarutkan dalam air dengan konsentrasi ± 4 kg/200 liter air. Masing­masing tanaman diberi larutan NPK tersebut sebanyak ± 300 ml yang diberi­kan di sekitar lubang mulsa plastik dengan cara dikocor. Pemupukan dengan NPK cair dilakukan setiap 2 minggu sekali. Di samping itu, bisa diberikan pula pupuk daun misalnya Fosfo-N dengan konsentrasi 3 cc /liter air, yang diberikan dengan interval penyemprotan sekitar 10- 14 hari sekali.

  1. Perempelan Tunas

Budidaya terung dari penanaman pemeliharaan sampai panen hasil dengan melakukan perempelan tunas merupakan kegiatan pembuangan tunas-tunas baru yang tumbuh pada batang utama serta pemangkasan bunga pemula dan daun-daun terung yang, sudah tua. Untuk memacu pertumbuhan tanaman terutama pertumbuhan cahang produktif, sebaiknya daun atau tunas yang tumbuh di bawah percabangan dan bunga yang muncul pertama kali, dipangkas. Perem­pelan berikutnya dilakukan terhadap daun yang sudah tua atau membusuk, sehingga kondisi di sekitar tanaman tidak terlalu lembap.

Perempelan tunas, daun, dan bunga, harus dilakukan dengan hati-hati sehingga jangan sampai merusak tanaman. Apabila perempelan dilakukan dengan tangan, sebaiknya tangan harus selalu dalam keadaan bersih, sehingga tidak merugikan perkembangan tanaman terung.

 Demikian tadi cara Budidaya terung dari penanaman pemeliharaan sampai panen hasil, semoga bermanfaat.

 

Tinggalkan komentar